Kamis, 28 April 2016

Kenapa Harus Kamu?

Hari demi hari berganti tanpa ada yang bisa mencegahnya. Walaupun hati ini selalu ingin berada di lorong waktu yang mengantarkan diri ini menuju masa lalu yang selalu ingin kuulangi kembali. Mengertilah, aku hanya manusia biasa yang lagi lagi tak bisa mencegah perubahan yang kompleks ini.

Lega sudah diri ini melalui hari yang amat panjang. Banyak keputusan yang harus ditetapkan dalam pekan-pekan ini. Entah. Pikiran ini selalu merasa penat. Penuh. Dan itu bukan keadaan yang membuatku lantas berpikir senang atau bahagia. Benar-benar menguras tenagaku.

Jika pekan ini adalah pekan yang sibuk, maka sudah dipastikan aku lebih sering meninggalkan hal-hal yang kuanggap hiburan dan beberapa hal asyik lainnya. Tak terkecuali jika aku juga selalu meninggalkan teman-teman diskusi dunia mayaku dan konsentrasi penuh akan pekerjaan nyataku. Terkadang itulah yang membuatku terkena masalah dengan mereka. Haha sungguh ya.

"Fai, refreshing yuuk. Aku bosan di sini dengan tugas-tugas ini." Shofi mengajakku bermain sebentar.
"Okelah yuk. Weekend ini pokoknya aku mau lepas tangan dulu sama tugas tugas ini. Seenggaknya main ke kota sebelah ya biar gak nemu lagi tugas."
"Weekend ya Fai. Janji."
"Siap."

Huuh. Mulai nih bikin wacana mau pergi-pergi. Penat banget. Iyasih, emang udah lama banget gak keluar dari kota tempatku belajar ini. Ah, sekali-kali gapapa deh ya.

Fai, karena kemarin kamu udah bikin aku bete terus, Sabtu kamu ke sini ya. Aku mau ketemu bentar.

Hmm, oke oke. Aku ke sana.

Kenapa harus kamu. Aku selalu menganggapmu lebih dari yang lain. Setidaknya, sahabat paling dekat di antara sahabat-sahabatku yang lain. Bagaimana aku selalu sakit ketika kau mulai bertingkah. Bagaimana aku selalu khawatir ketika kau tak lagi berjalan sebagaimana mestinya. Bagaimana aku mempertahankan kesabaranku hanya untuk aksi bodohmu. Aku hanya tak ingin persahabatan ini hancur dan hilang hanya karena egoku yang tak bisa kukendalikan. Apapun yang kau mau, jangan pernah menyentuh prinsipku. Hanya itu yang bisa membuat semua ini terlihat mudah.

Aku yakin, kau mengerti aku. Aku yakin kau bisa membaca mataku, bisa membaca keadaanku. Akupun tau itu. Tapi bagaimanapun aku tak mau melepas sebuah prinsip yang sangat lama kupertahankan.

Aku sayang kalian :))