Senin, 15 Januari 2018

Usang

U S A N G
Usang. Lama.
Kini kau telah usang. Tak lagi pernah aku sentuh.
Tidak juga untuk kubuka.

Ini awal tahun, dan aku pun masih sama enggan untuk membukamu.
Seiring berjalannya waktu, kau akan terbuka.
Dan menjadi indah pada waktunya.

Minggu, 08 Januari 2017

Lapang Dada

[Bismillaahirrahmaanirrahiim]

"Karena salah satu kunci ukhuwah adalah berlapang dada untuk saling memahami saudara kita"

Ukhuwah ini tidak akan erat jika dengan mudah kita mengingat setitik kesalahan saudara kita. Padahal sejatinya, manusia adalah tempat salah. Semua orang pasti memiliki sisi negatif. Masing-masing kita pasti pernah melakukan kesalahan, sekecil apapun itu. Kesalahan bukan untuk diukir dan diingat untuk selamanya. Namun, bagaimana kita mengambil hikmah dari kesalahan itu.

"Tulislah kesalahan saudara kita di atas pasir pantai yang dengan mudah dihapus ombak. Janganlah mengukir kesalahan saudara kita di atas batu yang sangat sulit untuk dihapus"

Sesungguhnya, betapa banyak sisi positif saudara kita di bandingkan dengan sisi negatifnya jika kita pikirkan. Lalu mengapa kita harus selalu mengingat keburukannya.

Alangkah bijaksananya kita jika kita memikirkan seribu satu alasan untuk mengukir kesalahan saudara kita di atas batu. Alangkah bijaksananya kita jika kita terus mencoba mengingat kebaikan saudara kita ketika mulai muncul rasa sebal dan tak nyaman.

Karena ukhuwah ini membutuhkan rasa saling memaafkan agar tetap erat dan hangat. Saling mencintai karena Allah adalah salah satu hal yang paling indah dalam ukhuwah ini.

"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karuniaNya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkanmu dari sana..." QS. Ali Imran:103

Sabtu, 07 Januari 2017

Berkaca :'

[[BOSAN?HAMPA?? GALAU??]]

Apakah diri kita kuat? Apakah selama ini kita tidak pernah mengeluh? Apakah... Apakah...

Terkadang kita menyebut diri kita seseorang yang kuat dan bisa melakukan banyak hal seperti apa yang kita inginkan. Bahkan kita tidak sadar hampir setiap hari pasti ada hal yang kita keluhkan. Hmm. Terkadang kita terlalu sombong untuk mengakui bahwa diri kita lemah dan tak berdaya.

HAI, APA KABAR RUHIYAHMU? APA KABAR TAHAJJUDMU? DHUHAMU? INFAQMU? HAFALANMU? TILAWAHMU? dan semua ibadahmu?

Tidak hanya sekali atau dua kali, ternyata rasa futur menyerang diri kita. Baik sadar maupun tidak sadar. Malas berbuat baik, malas beribadah. Oh.. betapa merasa menangnya para setan menggoda diri kita.

Futur pasti akan datang menyerang diri kita. Tapi sejatinya hanya diri kitalah yang bisa memutuskan apakah kita akan terpuruk dalam ke-futur-an yang hakiki atau kita segera bangkit dan kembali membenarkan niat niat kita. Semua adalah pilihan.

Sadar atau tidak sadar, sesungguhnya ketika futur sedang menyerang diri kita, hidup kita serasa tidak hidup atau merasa tidak tenang atau pekerjaan kita terbengkalai atau apapun yang menjauhkan kita dari kebaikan.

Mengapa??

Karena sejatinya kondisi ruhiyah kita adalah amunisi kita untuk kita lebih hidup. Semakin baik ruhiyah kita, semakin baik pula keadaan kita. Semakin kita memiliki hal hal yang baik semakin kita kuat dalam menjalani hari kita. Kondisi ruhiyah kita seakan menjadi kunci dalam kegiatan kita sehari hari. Ketika kita merasa mudah putus asa, maka lihatlah ruhiyah kita. Ketika kita merasa mudah tersinggung, maka lihatlah ruhiyah kita. Ketika kita selalu merasa gagal, maka lihatlah ruhiyah kita.

Ibadah ibadah yang kita lakukan tidak hanya sebagai ritual keagamaan yang harus kita lakukan setiap hari. Tapi di balik itu semua, ibadah ibadah kita merupakan senjata kita untuk bertarung. Semakin baik ruhiyah kita, semakin kuat daya tarung kita. Hal itu menunjukkan betapa penting ruhiyah kita. Betapa ruginya jika kita tetap berada dalam keterpurukan yang hakiki.

Futur itu pasti, tapi bagaimana kita kembali. Futur itu boleh, asal bagaimana setelah ke-futur-an itu kita bisa mencapai derajat iman yang lebih tinggi. Bagaimana kita bisa mengolah ke-futur-an itu menjadi bahan bakar kita untuk kembali dan bahkan lebih baik.


:))

Sabtu, 19 November 2016

Tunda Aja Tundaa!

Buat apa ilmu disimpan buat diri sendiri?
Malas dan enggan bukan alasan untuk kita tidak berbagi.

Banyak cara untuk kita berbagi apa yang kita tau. Apa aja sih?
1. Dengan lisan lisan kita
2. Dengan Qalam
3. Dengan keadaan kita
4. Dengan tulisan kita
5. Dengan nasihat
6. Dengan visual
7. Dengan fardhiyah

Kali ini, aku pengen berbagi tentang bagaimana sih berbagi melalui tulisan??

Yuks, sekarang, sebenarnya apa sih yang bisa memotivasi kita buat menulis? Wahh, pasti banyak yaa. Beberapa akan aku tulis di sini okee...
1. Menambah wawasan dan pengetahuan. Kan kalau kita nulis, kita pasti cari bahan buat kita nulis. Ya gak?
2. Tak terbatas ruang dan waktu. Eaa, tulisan kita gak akan terbatas ruang dan waktu. Walaupun kita sudah meninggal, tulisan kita masih bisa dibaca oleh siapapun.
3. Media untuk berdakwah dan berbagi. Dakwah gak selalu dengan lisan kan? Bisa saja dengan menulis kita lebih bisa menyampaikan apa yang ingin kita sampaikan. Mungkin dengan menulis kita lebih bisa mengajak untuk kebaikan.
4. Menginspirasi orang lain. Sebisa mungkin apa yang kita tulis adalah sesuatu yang baik. Kebaikan itu bisa jadi menginspirasi para pembaca tulisan kita.
5. Cara terbaik untuk menasehati diri. Kan dengan menulis kita menuangkan apa yang kita pikirkan, terus kita membacanya, setelah itu kita memikirkan kembali apa yang telah kita tulis dan kita baca. Dengan demikian, kita bisa merefleksi diri kita.
6. Menambah rezeki kita. Keberkahan akan selalu muncul ketika kita berbuat baik. Dan jika kita menulis untuk menagajak berbuat baik, bukankah itu termasuk hal yang baik?

Banyak motivasi yang harusnya menjadikan kita lebih semangat buat nulis. Kenapa coba kita harus menunda untuk menulis. Tau ga, kalau kita menunda orang yang sangat berbakat pun bakalan kalah sama orang yang benar-benar memiliki keinginan dan tekun untuk berlatih. Nah, tunggu apa lagi?

Butuh inspirasi buat mulai nulis? Coba lihat diri sendiri dulu. Apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan, apa yang kita alami, apa yang kita ketahui, apa yang kita pikirkan, apa yang kita sukai, sampai apa yang kita kuasai sebenarnya bisa memberi inspirasi kita buat mulai menulis. Tapi sebelumnya, tentukan dulu siapa yang menjadi sasaran tulisan kita. Biar nanti, ide yang akan kita tuangkan bakalan sesuai sama pembaca kita.

Udah yuuk. Tunggu apa lagi? Kenapa ditunda-tunda? Ayo mulai sekaraaang

#sekolahtimjasmine
@tehjasmine

Jumat, 18 November 2016

Hati dan Cita

Kutuliskan cerita cinta
Bukan, bukan seperti yang kau pikirkan
Bukan cinta padanya, atau padamu
Tapi cintaku kepadaNya dan masa depanku
Tapi cintaku kepada citaku

Kali ini, aku benar-benar memiliki alasan untuk pergi
Jauh, aku tau
Inginku untuk menggapainya
Inginku untuk tetap berkeras ke sana

Pantaskah?
Jika di sini aku menangis karena hal konyol
Dan mereka menangis karena membaca ayatNya
Jika di sini aku berpusing-pusing karena masalah kecil
Dan mereka berusaha memutqinkan hafalan mereka

Pantaskah?
Ketika mereka bermental baja dengan lingkungan yang sedemikian rupa
Dan aku bermental lembek dengan lingkungan serba ada

Bukan. Sekali lagi bukan seperti yang kaupikirkan
Bukan masalah gengsi, tapi cita dan asa
Bukan hanya sekedar "ingin", tapi alasan di balik kata itu

Ingatlah..
Bukan saatnya kita terlena akan dunia, ketika mereka mengejar surgaNya
Ingin kupergi, setidaknya untuk cintaku padaNya dan semua citaku..


Jatinangor, 18 November2016

Minggu, 13 November 2016

Kecil Bangeeeeeetz

Suatu hari di ketinggian lebih dari 20 meter..

"Jeeh, liat itu mobil mobilnya kaya mainan waktu kita kecil ya"
"Iya ih. Ya Allah kecil banget ya"

Terkadang kita membutuhkan keadaan di mana kita bisa melihat diri kita itu sangat kecil dan sebenarnya bukan apa-apa jika dibanding dengan semua ciptaan Allah.

Hai, ini baru beberapa meter di atas permukaan tanah. Dari ketinggian ini saja kita bisa melihat bahwa apa saja yang berada di bawah sana seperti maket dan miniatur. Kecil. Bahkan tak terlihat.

Lalu bagaimana dengan diri kita? Yang sebenarnya hanya bagian kecil dari isi bumi ini. Sangaaaat kecil. Bahkan kita tidak terlihat di ketinggian tertentu. Tapi kenapa kita sering merasa besar? Tapi kenapa kita sering jumawa? Tapi kenapa kita sering menyombongkan diri?

"...Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas apa yang mereka kerjakan." QS.Yunus:12

Salah satu sifat buruk manusia adalah merasa apa yang dikerjakannya adalah sesuatu yang baik dan indah.

Terkadang kita harus merenung dan menyadari betapa tidak berdayanya diri kita. Betapa lemahnya diri kita. Betapa banyak kekurangan yang kita miliki. Bagaimana kita sadar bahwa Allah yang Maha segala-galanya dan tidak pantas bagi kita untuk sombong dan merasa besar. Karena tanpa kuasa Allah kita tak akan mendapatkan apa yang sekarang kita dapatkan.

"Jeeeh. Coba ya liat. Ini baru Bandung loh. Sepersekiannya Bandung malahan kan."
"Iyaya. Kita bahkan gabisa liat Bandung dari ujung ke ujung ya, apalagi Indonesia, apalagi dunia."

Ingat, kita selalu memiliki keterbatasan yang kadang kita lupa untuk mengingatnya ada. Kita kadang ingin menguasai sesuatu yang sebenarnya kita memiliki keterbatasan untuk menguasainya. Kadang kita merasa bisa dan ingin selalu ingin memiliki segala hal tanpa adanya rasa puas. Padahal penglihatan kita ada batasnya, pendengaran kita ada batasnya, dan semua kemampuan kita ada batasnya.

"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan bersifat lemah." QS.Annisa:28

Manusia memiliki kelemahan-kelemahan yang kadang tidak disadarinya.

Setiap manusia pasti memiliki kekurangan. Tidak ada manusia yang benar-benar sempurna. Dan karena itulah kita harus senantiasa bersyukur dan tidak lagi menyombongkan sesuatu yang kita miliki.

Namun, kekurangan itu tak boleh menjadikan kita selalu berputus asa dan tidak berusaha. Bukan itu poinnya. Karena sesungguhnya Allah selalu menilai usaha kita untuk menjadi lebih baik.

Sabtu, 12 November 2016

HARUS PUNYA BANYAK SOSMED

Kenapa kita harus punya punya sosmed sih? Bukannya semakin banyak sosmed, semakin banyak waktu kita yang terbuang sia-sia?

Eits, jangan salah. Sebagian besar orang menganggap bahwa banyaknya sosmed yang seseorang miliki akan berbanding lurus dengan jumlah waktu yang terbuang sia-sia karena sosmed itu sendiri. Hmm, benar juga bukan? Pernyataan itu tak sepenuhnya salah, tapi tak sepenuhnya benar.

Kenapa?

Sama seperti waktu, sosmed adalah senjata. Hmm, bayangkan sebuah pisau. Ia tak akan berbahaya jika hanya digunakan untuk memotong sayur dan buah. Tapi akan berbeda jika pisau itu diarahkan di depan wajah seseorang bukan? Ya, seperti itulah sosmed. Jika kita menggunakannya hanya untuk hiburan dan memosting berbagai hal yang tidak bermanfaat pernyataan 'jumlah waktu terbuang sia-sia akan semakin banyak' tidak bisa dipungkiri lagi.

Tapi, tau ga sih?
Ternyata sosmed ga cuma gitu aja gunanya. Kita harus mulai melihat sebuah kenyataan yang lama kelamaan akan bergeser menjadi hal yang sangat penting. Nyatanya, sekarang anak muda lebih banyak yang pegang smartphone dibanding Qur'an ga sih? Nyatanya, sekarang anak muda lebih suka mantengin youtube sama IG dibanding kuliah subuh di masjid.

Terus kenapa?
Berangkat dari fenomena yang sangat tak jarang lagi itu, kita harus mulai melek. "Hmm, kalau orang jaman sekarang lebih sering terpapar gadget dengan sosmed yang seabrek, berarti informasi yg didapat juga ga jauh jauh dari situ kan ya?"

Nah, itu poinnya. Sosmed sekarang seakan menggerakkan pikiran seseorang. Mengatur pandangan banyak kalangan. Hmm, kebayang ya kalau ternyata isi sosmed itu cuma hal-hal yang ga penting. Seberapa banyak pikiran kita yang akhirnya tergiring sama hal-hal yang bukan seharusnya kita pikirkan? Karena itu, kita harus bergerak membuat informasi yang diterima oleh masyarakat itu layak konsumsi (hoho).

Iyaya, kalau kita menjadi salah satu penyedia informasi yang baik dan layak konsumsi, bukankah waktu kita tidak terbuang sia-sia hanya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat? Orang-orang yang baca juga setidaknya punya informasi baru atau menjadi beropini sehat dan tidak sekedar membuang waktunya untuk membaca sesuatu yang tidak bermanfaat.

Hellow. Emang ngaruh gitu kalau kita ngeposting gituan? Kan media di dunia ini ga cuma punya kita doang.
Postive thinking lah. Berpengaruh kok. Pasti berpengaruh. Walaupun pengaruhnya ga seberapa besar. Mungkin cuma segelintir di antara ribuan orang, tapi bukan berarti kita tidak berbuat apapun kan? Dari usaha-usaha yang kita lakukan itu mungkin seseorang bisa berubah, mungkin seseorang tergerak menjadi lebih positif, atau mungkin mungkin lain yang baik.

Di situ poinnya. Bukan berarti kalau kita bergerak dan pengaruh yang dihasilkan itu hanya sedikit terus kita dianggap ga bergerak kan? Usaha yang kita keluarkan pasti akan bernilai. Kan Allah Maha Tahu apa yang kita lakukan :)

--Siapa yang menguasai media, ia akan menguasai dunia--
Jadi kenapa kita harus punya banyak sosmed??

#sekolahtehjasmine
@tehjasmine